1.
Fungsi Agama
·
Fungsi agama dalam masyarakat
- Sumber pedoman hidup
- Mengatur tata cara hubungan manusia dengan tuhannya ataupun manusia dengan manusia
- Tuntunan tentang kebenaran atau kesalahan
- Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
- Pedoman untuk menanamkan keyakian
- Pedoman keberadaan
- Pengungkapan estetika (keindahan)
- Pedoman untuk rekreasi dan hiburan
- Memberikan
identitas pada manusia sebagai umat suatu agama
Dimensi komitmen agama
Menurut Roland
Robertson dimensi komitmen agama terbagi menjadi:
-
Dimensi keyakinan mengandung perkiraan/ harapan
bahwa orang yang religius akan menganut pandangan teologis tertentu.
-
Praktek agama mencakup perbuatan-perbuatan
berbakti, yaitu perbuatan untuk melaksanakan komitmen agama secara nyata.
-
Dimensi pengetahuan dikaitkan dengan perkiraan
bahwa orang-orang yang bersikap religius akan memiliki informasi tentang
ajaran-ajaran pokok keyakinan dan upacara keagamaan, kitab suci, dan
tradisi-tradisi keagamaan mereka.
-
Dimensi konsekuensi dari komitmen religius
berbeda dengan tingkah laku perseorangan.
-
Dimensi pengalaman memperhitungkan fakta, bahwa
semua agama mempunyai perkiraan tertentu
2.
Pelembagaan
agama
·
3 tipe kaitan agama dengan masyarakat
Tiga Tipe Kaitan Agama Dengan Masyarakat. Agama memiliki tiga (3)
tipe hubungan dengan masyarakat diantaranya ( menurut Elizabeth K. Nottingham
)
-
Masyarakat Pedalaman. Di dalam kehidupan
masyarakat pedalaman agama masih berdasarkan kepercayaan sehingga mereka
mengadakan berbagai upacara ritual karena mereka percaya dengan begitu mereka
sudah memiliki agama.
-
Masyarakat Semi Industri. Dalam masyarakat semi
industri sudah lebih maju dari masyarakat pedalaman sehingga di masyarakat semi
indutri sudah memegang agama sebagai kepecayaan dan sebagai pedoman dalam
melakukan segala hal seperti berdagang.
-
Masyarakat Industri Sekunder ( Modern ). Dalam
masyarakat industri sekunder sudah banyak muncul teknologi canggih sehingga
lebih mudah menolong kegiatan manusia, namun karena sudah banyak teknologi maka
agama menjadi di "no duakan" sehingga kurangnya kepercayaan terhadap
agama.
·
Pengertian pelembagaan agama
Pelembagaan agama adalah suatu tempat atau lembaga untuk membimbing,
membina dan mengayomi suatu kaum yang menganut agama.
3. Agama, Konflik dan Masyarakat
Contoh-contoh tentang konflik yang ada dalam agama dan masyarakat
Dalam agama:
-
konflik antara Yahudi dan Nasrani. Walaupun
sumber konflik ini didasarkan atas kitab suci namun justru unsur dogmatis agama
ini sangat mendukung pengambaran konflik yang terjadi. Menurut versi Yahudi,
Nasrani adalah agama yang sesat karena menganggap Yesus sebagai mesias (juru
selamat). Dalam pandangan Yahudi sendiri Yesus adalah penista agama yang paling
berbahaya karena menganggap dirinya adalah anak Allah, sampai akhirnya otoritas
Yahudi sendiri menghukum mati Yesus dengan cara disalibkan, sebuah jenis
hukuman bagi penjahat kelas kakap pada waktu itu. Sedangkan menurut pandangan
Kristen, umat Yahudi adalah umat pilihan Allah yang justru menghianati Allah
itu sendiri. Untuk itu Yesus datang ke dunia demi menyelamatkan umat tersebut
dari murka Allah. Dalam beberapa kesempatan, misalnya, ketika Yesus mengamuk di
bait Allah karena dipakai sebagai tempat berjualan, atau dalam kasus lain yaitu
penolakan orang Israel terhadap ajaran Yesus.
-
konflik Islam-Kristen. Konflik ini pada awalnya
diilhami oleh kepercayaan bahwa Islam memandang Nasrani sebagai agama kafir
karena mempercayai Yesus sebagai anak Allah, padahal dalam ajaran Islam Nabi
Isa (Yesus) merupakan nabi biasa yang pamornya kalah dari nabi utama mereka
Muhammad S.A.W. Konflik ini pada awalnya hanya pada tataran kepercayaan saja,
namun ketika unsur politis, ekonomi, dan budaya masuk, maka konflik yang
bermuara pada pecahnya Perang Salib selama beberapa abad menegaskan rivalitas
Islam-Kristen sampai sekarang. Konflik itu sendiri muncul ketika Agama Kristen
dan Islam mencapai puncak kejayaannya berusaha menunjukkan dominasinya. Ketika
itu Islam yang berusaha meluaskan pengaruhnya ke Eropa, mendapat tantangan dari
Nasrani yang terlebih dahulu ada dan telah mapan. Puncak pertempuran itu
sebenarnya terjadi ketika perebutan Kota Suci Jerusalem yang akhirnya
dimenangkan tentara salib. Sebagai balasan, Islam kemudian berhasil merebut
Konstatinopel yang merupakan poros dagang Eropa-Asia pada saat itu.
-
konflik antara Yahudi-Islam yang masih hangat
dalam ingatan kita. Konflik ini berawal dari kepercayaan orang Yahudi akan
tanah yang dijanjikan Allah kepada mereka yang dipercayai terletak di daerah
Israel, termasuk Yerusalem, sekarang. Pasca perbudakan Mesir, ketika orang
Yahudi melakukan eksodus ke Mesir namun kemudian malah diperbudak sampai
akhirnya diselamatkan oleh Musa, orang Yahudi kemudian kembali ke tanah mereka
yang lama, yaitu Israel. Akan tetapi, pada saat itu orang Arab telah bermukim
di daerah itu. Didasarkan atas kepercayaan itu, kemudian orang Yahudi mulai
mengusir Orang Arab yang beragama Islam itu. Inilah sebenarnya yang menjadi
akar konflik Israel dan Palestina dalam rangka memperebutkan Jerusalem. Konflik
ini semakin panas ketika unsure politis mulai masuk.
Dalam masyarakat:
-
Tahun 1996, 5 gereja dibakar oleh 10,000 massa
di Situbondo karena adanya konflik yang disebabkan oleh kesalahpahaman.
-
Adanya bentrok di kampus Sekolah Tinggi Theologi
Injil Arastamar (SETIA) dengan masyarakat setempat hanya karena kesalahpahaman
akibat kecurigaan masyarakat setempat terhadap salah seorang mahasiswa SETIA
yang dituduh mencuri, dan ketika telah diusut Polisi tidak ditemukan bukti
apapun. Ditambah lagi adanya preman provokator yang melempari masjid dan masuk
ke asrama putri kampus tersebut. Dan bisa ditebak, akhirnya meluas ke arah
agama, ujung-ujungnya pemaksaan penutupan kampus tersebut oleh masyarakat
sekitar secara anarkis.
-
Perbedaan pendapat antar kelompok – kelompok
Islam seperti FPI (Front Pembela Islam) dan Muhammadiyah.
-
Perbedaan penetapan tanggal hari Idul Fitri,
karena perbedaan cara pandang masing – masing umat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar